Pergi Untuk Kembali #02

 



#LembaranBaru
Pino Bahari
Tinggalkan komentar

 

Setelah rencana hijrah tersebut disepakati, Rasulullah shallahu 'alai wa sallam  kembali ke rumahnya setelah datangnya malam. Siang itu para penjahat Quraisy telah mempersiapkan diri guna melaksanakan kesepakatan mereka di Darun Nadwah, dipilihlah 11 orang utusan dari kabilah-kabilah yang telah bersekongkol termasuk didalamnya ada Abu Jahal dan Abu Lahab yang merupakan paman Nabi shallahu 'alai wa sallam, berkumpulah mereka didepan pintu rumah Rasullah dengan penuh percaya diri, mereka menunggu kapan beliau bangun sehingga dapat menyergapnya. Merupakan kebiasaan Nabi adalah tidur di awal malam dan kemudian bangun setelah pertengahan malam atau dua pertiganya lalu menuju Masjidil Haran Untuk shalat.

Pada malam itu, Nabi shallahu 'alai wa sallam telah memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu yang merupakan sahabat sekaligus saudara sepupunya, untuk tidur ditempat beliau biasa tidur dan berselimut dengan burdah hijau yang biasa beliau gunakan. Sementara itu, Rasulullah telah berhasil keluar rumah menembus barisan utusan Quraisy dengan manburkan diatas kepala mereka segenggam tanah yang beliau pungut, Lalu Allah mencabut pandangan mereka sehingga tidak dapat melihat Nabi, sedangkan beliau membaca potongan ayat dari surah Yasin ayat 9. "Dan kami adakan dihadapan mereka dinding dan dibelakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat."

              Setelah semua orang beliau taburi tanah di kepalanya, Nabi shallahu 'alai wa sallam  bergegas menuju kediaman Abu Bakar radhiallahu 'anhu, lalu keduanya keluar melalui pintu kecil di belakang rumah menuju Gua Tsur yang terletak di jalan menuju ke arah yaman. Di sisi lain, orang-orang yang mengepung rumah nabi masih menunggu hinga pukul 00.00 dengan penuh kesia-sian. Saat itulah datang seorang lalki-laki memberitahukan bahwa nabi shallahu 'alai wa sallam telah pergi meninggalkan rumah saat mereka tertidur, mereka yang tidak percaya dan penasaran lantas mengintip dari celah pintu, lalu mereka melihat ada orang yang masih tidur memakai burdah, mereka mengira bahwa itu adalah Nabi shallahu 'alai wa sallam.

              Mereka masih tetap menunggu hingga pagi menjelang, lalu kemudian Ali bangun dari tidurnya dan langsung disergap oleh mereka, dan mereka menanyai perihal Rasulullah shallahu 'alai wa sallam. Dia menjawab, “Aku tidak mengetahui perihal tentangnya.” Sebagai informasi tambahan, Rasulullah meninggalkan rumah beliau pada malam tanggal 27 shafar tahun 14 kenabian, bertepatan dengan tanggal 12/13 september tahun 622 M.

              Yang juga tidak kalah menarik, bahwa Nabi memilih jalan yang berlawanan arah, yaitu selatan Makkah menuju ke arah Yaman, yang seharusnya jika Nabi ingin menuju madinah, beliau harus melewati jalan utama menuju arah utara Makkah. Pada akhirnya nabi memilih jalan menuju Yaman untuk mengecoh orang kafir Quraisy yang pastinya mengejar beliau. Nabi shallahu 'alai wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu 'anhu menempuh jalan ini sejauh 5 mil, hingga akhirnya sampai di sebuah bukit yang dikenal dengan bukit Tsur. Kami menyaksikan sendiri bahwa bukit ini adalah bukit yang tinggi dan juga terjal, kesan pertama ketika melihatnya, kami berfikir bagaimana caranya Nabi dan Abu bakar menaiki bukit yang terjal ini, maka tidak heran jika disebutkan bahwa kaki Nabi sampai lecet karena tanpa alas. Nabi yang ketika itu berjalan dengan bertumpu pada ujung-ujung kakinya agar tidak tampak jejak kakinya akhirnya harus digendong oleh Abu Bakar ketika mencapai bukit hingga sampai di sebuah gua di puncak bukit, yang dicatat oleh sejarah dengan nam Gua Tsur.

Terima kasih sudah membaca, sampai ketemu di Pergi Untuk Kembali #3

Komentar

Posting Komentar