Pergi Untuk Kembali #01

bukit tsur 9/2/2020

#LembaranBaru
Pino Bahari
Tinggalkan komentar

         Lelaki paruh baya itu keluar dari rumahnya, dibayang-bayangi oleh teriknya matahari di kota itu, dia menuju kediaman sahabat terbaiknya, sahabat yang selalu ada di sisinya, sahabat yang menemani suka dukanya selama 13 tahun lamanya, tak ada yang boleh menyadari kepergiannya, oleh karenanya dia menutupi wajahnya dengan sebuah kain, tidak biasanya ia berkunjung ke rumah sahabatnya pada siang hari melainkan ada ada hal penting yang ingin disampaikan.

         Setibanya di kediaman sahabatnya ia langsung meminta izin untuk masuk, sahabatnya itu telah menyadari kedatangannya, lantas ia pun membukakan pintu untuknya, karena ia tidak ingin percakapannya kala itu didengar oleh orang lain selain sahabatnya, ia pun berkata 'Keluarkan orang-orang yang berada di sisimu!' namun sahabatnya berkata, 'Mereka  tidak lain adalah keluargamu!' kemudian ia berkata lagi, 'Sesungguhnya aku telah di izinkan untuk pergi', sahabatnya itu bertanya, 'Engkau meminta aku menemanimu ?' ia menjawab, 'Ya.' 

          Sesungguhnya lelaki itu adalah Rasullah shallallahu alaihi wasallam dan sahabat sekaligus mertua beliau, Abu Bakar Ash-shiddiq radhiallahu anhu. Rasulullah kala itu menyampaikan kepada Abu Bakar tentang perintah untuk berhijrah meninggalkan kota Makkah, dilatar belakangi oleh sidang istimewa para petinggi kaum Quraisy yang menghasilkan kesepakatan  terhadap keputusan keji untuk membunuh Nabi shallallahu alai wasallam. Kala itu pertemuan mereka dihadiri oleh iblis dalam wujud manusia tua berbaju tebal yang berwibawa.

          Beberapa peserta mulai mengajukan usulan dan solusi yang kemudian terjadilah perdebatan sengit diantara mereka, ada yang mengusulkan untuk mengusir nabi, ada pula usulan untuk mengurung nabi didalam kerangkeng besi, namun semua usulan ditolak oleh lelaki tua itu dengan mengungkapkan sebuah alasan. Pada akhirnya penjahat kelas kakap Makkah, Abu Jahal bin Hisyam melontarkan usulan keji untuk membunuh Nabi shallallahu alaihi wasallam, dengan mengutus seorang pemuda gagah dan bernasab baik dari setiap kabilah yang nantinya akan menebaskan pedang secara serentak. Sebab,bila hal itu dilakukan, berarti darahnya ditumpahkan oleh semua kabilah yang pada akhirnya Bani Abdi Manaf yang merupakan kabilah Rasulullah tidak akan mampu membalas dendam, dan terpaksa harus menerima ganti rugi dari mereka  atas kematiannya. 

           Tatkala usulan keji itu telah disepakati, Allah memerintahkan malaikat Jibril alaihissalam untuk memberitahukan kepada Nabi perihal kesepakatan keji kaum Quraisy serta izin Allah kepada beliau untuk pergi berhijrah meninggalkan Makkah, lalu Jibril menentukan momen hijrah tersebut dan berkata, "Malam ini, jangan berbaring ditempat tidur yang biasanya." Kemudian Rasullah bertolak menuju kediaman Abu Bakar untuk mengabarkan perihal hijrah dan memintanya untuk menemani dalam perjalanan ke Yatsrib yang sekarang adalah Madinah.

Bersaambung,,,,,,
Sampai ketemu dicoretan selanjutnya !

Komentar